Selasa, 18 Maret 2014

Ragam Bahasa Indonesia

Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa ragam-ragam bahasa yang dipakai sesuai keperluannya, yang dimaksud dengan ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian, perbedaan penutur, media, situasi, dan bidang.  Bahasa Indonesia memang memiliki banyak ragam. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Dalam setiap individu tidak mungkin menggunakan gaya bahasa yang sama, pasti tiap-tiap individu memiliki gaya tersendiri dalam berbahasa, media yang digunakan juga juga bisa ragam tulis maupun lisan ,maupun ragam bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda pula, misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa sastra. Pengertian Ragam Bahasa menurut para ahli :
Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”

Menurut Fishman ed (1968), "suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan".

Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku”.

Ragam Bahasa terdapat dalam beberapa jenis, yaitu :

1. Ragam Lisan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , Ragam Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terikat oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya memerlukan kehadiran orang lain, unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, terikat ruang dan waktu dan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam Lisan meliputi ragam bahasa cakapan, ragam bahasa pidato, ragam bahasa kuliah dan ragam bahasa panggung.
Ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.

2. Ragam Tulis
Ragam Tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

3. Ragam Baku 
Ragam Baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.

4. Ragam Cakapan (ragam akrab)
Ragam Cakapan  adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.

5. Ragam Hormat
Ragam Hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan.

6. Ragam Sosial
Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Tiap individu akan melakukan pemilihan kata yang tepat sebagai contoh pengucapan kata 'kamu' akan diucapkan jika lawan bicaranya adalah teman , berbeda jika berbicara dengan orang yang memiliki kedudukan sosial lebih tinggi seperti Kepala sekolah, Presiden dan lain sebagainya.

7. Ragam fungsional
Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia itu sendiri. Contoh:

A. Ragam Kedokteran
Ada empat hal yang membuat seorang dewasa dapat kehilangan daya penglihatannya. Yang pertama kelainan di kornea, lalu kelainan lensa, kelainan di retina, dan terakhir di pusat saraf pengolah data yang datang dari mata. Kelainan kornea dapat diatasi dengan transplatasi kornea yang dilakukan di Indonesia sudah banyak dilakukan. Demikian pula kelainan lensa. Katarak misalnya, sudah bukan hal sulit lagi mengindikasi adanya gangguan fungsi di bagian otak.

B. Ragam Agama
Dalam Al-Quran dijelaskan pengelompokan ajaran Islam secara garis besar adalah akidah, syariah, dan akhlak. Ajaran Islam merupakan landasan yang mendasari seluruh aktivitas kehidupan Islami. Sistem keyakinan dalam ajaran Islam dibangun dalam enam landasan yang disebut rukun iman. Syariah adalah peraturan yang diberikan Allah SWT untuk mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Akhlak dalam Islam merupakan manifestasi dari akidah dan syariah yang bersifat sakral, absolut, imperatif, akurat, universal, dan memiliki makna ukhrowi.

8. Ragam Jurnalistik
Kalau membahas mengenai jurnalistik , pasti yang terlintas adalah wartawan. Wartawan sangat terkait dengan jurnalistik itu sendiri karena tugas dari wartawan itu berkaitan dengan pemberitaan atau penyebarluasan suatu informasi dalam bentuk berita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Jurnalistik menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran. Bahasa yang digunakan wartawan dalam dalam menulis karya jurnalistik dalam media massa disebut sebagai bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Pada dasarnya bahasa jurnalistik digunakan oleh wartawan (jurnalis) dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa (Anwar, 1991). Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalislah yang bisa disebut sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers.
Ragam bahasa jurnalistik itupun memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang dapat membedakan ragam bahasa jurnalistik dengan ragam bahasa yang lain. Dan bahasa jurnalistik yang baik itu haruslah sesuai dengan norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan-susunan kalimat yang benar dan pemilihan kata yang tepat. Bahkan laras bahasa jurnalistik itupun termasuk dalam laras bahasa baku.
karena keterbatasannya bahasa jurnalistik memiliki sifat yang khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Sifat-sifat khas ini menurut Badudu (Suroso, 2001), yaitu :

a. Singkat, yaitu harus menghindari penjelasan yang bertele-tele.
b. Padat, yaitu bahasa yang singkat itu sudah mampu menyampaiakn informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5W+1H, membuang kata-kata mubazir serta menerapkan ekonomi kata.
c. Sederhana, yaitu bahsa jurnalistik sedapat mungkin memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, prakits, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis).
d. Lugas, yaitu mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
e. Menarik, yaitu menggunakan pilihan kata-kata yang hidup, tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.


Sumber :