Senin, 25 November 2013

Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa sehari-hari yang digunakan oleh warga negara Indonesia. Baik untuk berbicara, menulis dan melakukan kegiatan lainnya. Walaupun bahasa Indonesia tidak asing lagi untuk warga negara Indonesia, akan tetapi pelajaran bahasa Indonesia masih sangat diperlukan. Dimulai dari TK, SD, SMP,SMA bahkan di perkuliahan pun ada mata kuliah bahasa Indonesia yang bertujuan untuk mengenal perkembangan bahasa Indonesia sampai saat ini , mengetahui ragam-ragam bahasa Indonesia dan lain sebagainya. 
Berbicara tentang perkembangan bahasa Indonesia , Tidak semua warga negara Indonesia mengetahui asal muasal bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yaitu,  sebuah Bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.
Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar.
Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah telanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).  Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
Berikut adalah rangkaian peristiwa-peristiwa penting dalam perkembangan bahasa Indonesia :

1. Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi Bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan ia dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

2. Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.

4. Pada tahun 1933 secara resmi berdirilah sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan.
Pada tarikh 25-28 Juni 1938 dilangsungkanlah Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.

5. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

6. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

7. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tarikh 28 Oktober s.d. 2 November 1954 juga salah satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.

Balai Pustaka

Balai Pustaka adalah sebuah perusahaan penerbitan dan percetakan milik negara. Balai Pustaka didirikan dengan nama Commissie voor de Volkslectuur yang mempunyai arti dalam bahasa Indonesia "Komisi untuk Bacaan Rakyat" oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tanggal 14 September 1908. Commissie voor de Volkslectuur kemudian berubah menjadi "Balai Poestaka" pada tanggal 22 September 1917. Karya sastra di Indonesia sejak tahun 1920 – 1950, yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak dan bahasa Madura. Tujuan lain yang dilakukan oleh Komisi Bacaan Rakyat (KBR) yaitu menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa hal ini juga bertujuan agar rakyat Indonesia buta terhadap informasi yang berkembang di negaranya sendiri.

Berikut ini adalah beberapa pengarang dan karya sastra Angkatan Balai Pustaka :

Merari Siregar :
Azab dan Sengsara: kissah kehidoepan seorang gadis (1921)
Binasa kerna gadis Priangan! (1931)
Tjinta dan Hawa Nafsu

Marah Roesli:
Siti Nurbaya
La Hami
Anak dan Kemenakan

Nur Sutan Iskandar:
Apa Dayaku Karena Aku Seorang Perempuan
Hulubalang Raja (1961)
Karena Mentua (1978)
Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)

Abdul Muis:
Pertemuan Djodoh (1964)
Salah Asuhan
Surapati (1950)

Tulis Sutan Sati:
Sengsara Membawa Nikmat (1928)
Tak Disangka
Tak Membalas Guna
Memutuskan Pertalian (1978)

Aman Datuk Madjoindo:
Menebus Dosa (1964)
Si Tjebol Rindoekan Boelan (1934)
Sampaikan Salamku Kepadanya

Suman Hs. :
Kasih Ta’ Terlarai (1961)
Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
Pertjobaan Setia (1940)

Adinegoro :
Darah Muda
Asmara Jaya

Sutan Takdir Alisjahbana:
Tak Putus Dirundung Malang
Dian jang Tak Kundjung Padam (1948)
Anak Perawan Di Sarang Penjamun (1963)

Hamka :
Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938)
Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1957)
Tuan Direktur (1950)
Didalam Lembah Kehidoepan (1940)

Anak Agung Pandji Tisna :
Ni Rawit Ceti Penjual Orang (1975)
Sukreni Gadis Bali (1965)
I Swasta Setahun di Bedahulu (1966)

Said Daeng Muntu:
Pembalasan
Karena Kerendahan Boedi (1941)

Marius Ramis Dayoh:
Pahlawan Minahasa (1957)
Putra Budiman: Tjeritera Minahasa (1951)

Ejaan Soewandi

Ejaan Soewandi berasal dari nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan Soewandi atau disebut juga Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
Beberapa contoh ejaan yang membedakan Ejaan Soewandi dengan Ejaan Van Ophuijsen ialah:

- Huruf 'oe' menjadi 'u', seperti pada goeroe → guru.

- Bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (') ditulis dengan 'k', seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.

- Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.

- awalan 'di-' dan kata depan 'di' kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan 'di' yang menunjukkan kata keterangan tempat pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan 'di-' yang menunjukkan kata kerja pada dibeli, dimakan.Ejaan Soewandi ini berlaku sampai 

tahun 1972 lalu digantikan oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh. Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei 1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Delapan tahun setelah Suwandi meninggal dunia, Ejaan Soewandi kemudian diganti dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) hingga sekarang. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin bagi bahasa Melayu ("Rumi" dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) dan bahasa Indonesia. Di Malaysia, ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Selanjutnya pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah".
Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan". Keputusan menteri ini menyempurnakan EYD edisi 1975. Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987 diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

perubahan: 
Indonesia
(pra-1972)
Malaysia
(pra-1972)
Sejak 1972
tjchc
djjj
chkhkh
njnyny
sjshsy
jyy
oe*uu


Sumber :


Minggu, 24 November 2013

Ragam Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga memiliki berbagai ragam, yang dimaksud ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian, perbedaan penutur, media, situasi, dan bidang. Dalam setiap individu  tidak mungkin menggunakan gaya bahasa yang sama, pasti tiap-tiap individu memiliki gaya tersendiri dalam berbahasa, media yang digunakan juga juga bisa ragam tulis maupun lisan ,maupun ragam bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda pula, misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa sastra. Pengertian Ragam Bahasa menurut para ahli :
Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”

Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”

Ragam Bahasa terdapat dalam beberapa jenis, yaitu :

1. Ragam Lisan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , Ragam Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terikat oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya memerlukan kehadiran orang lain, unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, terikat ruang dan waktu dan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam Lisan meliputi ragam bahasa cakapan, ragam bahasa pidato, ragam bahasa kuliah dan ragam bahasa panggung. 
Ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.

2. Ragam Tulis

Ragam Tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

3. Ragam Sosial

Ragam sosial adalah ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Tiap individu akan melakukan pemilihan kata yang tepat sebagai contoh pengucapan kata 'kamu' akan diucapkan jika lawan bicaranya adalah teman , berbeda jika berbicara dengan orang yang memiliki kedudukan sosial lebih tinggi seperti Kepala sekolah, Presiden dan lain sebagainya.

4. Ragam fungsional

Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia itu sendiri.

Ragam Kedokteran

Ada empat hal yang membuat seorang dewasa dapat kehilangan daya penglihatannya. Yang pertama kelainan di kornea, lalu kelainan lensa, kelainan di retina, dan terakhir di pusat saraf pengolah data yang datang dari mata. Kelainan kornea dapat diatasi dengan transplatasi kornea yang dilakukan di Indonesia sudah banyak dilakukan. Demikian pula kelainan lensa. Katarak misalnya, sudah bukan hal sulit lagi mengindikasi adanya gangguan fungsi di bagian otak.

Ragam Agama

Dalam Al-Quran dijelaskan pengelompokan ajaran Islam secara garis besar adalah akidah, syariah, dan akhlak. Ajaran Islam merupakan landasan yang mendasari seluruh aktivitas kehidupan Islami. Sistem keyakinan dalam ajaran Islam dibangun dalam enam landasan yang disebut rukun iman. Syariah adalah peraturan yang diberikan Allah SWT untuk mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Akhlak dalam Islam merupakan manifestasi dari akidah dan syariah yang bersifat sakral, absolut, imperatif, akurat, universal, dan memiliki makna ukhrowi.

5. Ragam Jurnalistik

Kalau membahas mengenai jurnalistik , pasti yang terlintas adalah wartawan. Wartawan sangat terkait dengan jurnalistik itu sendiri karena tugas dari wartawan itu berkaitan dengan pemberitaan atau penyebarluasan suatu informasi dalam bentuk berita. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Jurnalistik menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran. Bahasa yang digunakan wartawan dalam dalam menulis karya jurnalistik dalam media massa disebut sebagai bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Pada dasarnya bahasa jurnalistik digunakan oleh wartawan (jurnalis) dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa (Anwar, 1991). Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalislah yang bisa disebut sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers. 
Ragam bahasa jurnalistik itupun memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang dapat membedakan ragam bahasa jurnalistik dengan ragam bahasa yang lain. Dan bahasa jurnalistik yang baik itu haruslah sesuai dengan norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan-susunan kalimat yang benar dan pemilihan kata yang tepat. Bahkan laras bahasa jurnalistik itupun termasuk dalam laras bahasa baku.
karena keterbatasannya bahasa jurnalistik memiliki sifat yang khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Sifat-sifat khas ini menurut Badudu (Suroso, 2001), yaitu :

a. Singkat, yaitu harus menghindari penjelasan yang bertele-tele.

b. Padat, yaitu bahasa yang singkat itu sudah mampu menyampaiakn informasi yang lengkap. Menerapkan prinsip 5W+1H, membuang kata-kata mubazir serta menerapkan ekonomi kata.

c. Sederhana, yaitu bahsa jurnalistik sedapat mungkin memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, prakits, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis).

d. Lugas, yaitu mampu menyampaikan pengertian atau makna informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.

Sabtu, 09 November 2013

karya ilmiah

Kalau bicara tentang karya ilmiah, pasti tidak jauh dari penelitian.Hasil dari penelitian tersebut dibuat menjadi suatu laporan yang dinamakan karya ilmiah. singkatnya, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Karya Ilmiah dapat dibuat oleh siapa saja. tapi pada umumnya, karya ilmiah seringkali menjadi tugas mahasiswa di perguruan tinggi baik jenjang diploma maupun sarjana. Tugas membuat karya ilmiah dapat berupa makalah, laporan praktikum maupun tugas akhir.
Terdapat banyak jenis-jenis karya ilmiah , yaitu :

1. Karya ilmiah dapat berupa Makalah, makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.

2. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya. Skripsi biasa ditemukan pada tugas akhir mahasiswa S1 sebagai syarat kelulusan.

3. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

4. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). 

Dilihat dari jenis-jenis karya ilmiah diatas, penulisan karya ilmiah tidak hanya bertujuan untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan suatu penelitian , tapi juga untuk melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis serta mengembangkan ilmu pengetahuan, menjadi wahana transformasi pengetahuan untuk orang-orang yang membaca karya ilmiah tersebut. Disamping tujuan tersebut, penulisan karya ilmiah juga memiliki beberapa manfaat yaitu untuk melatih  mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis, memperoleh kepuasan intelektual, memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

Dalam penulisan karya ilmiah , harus diperhatikan pula sistematika dalam penulisan karya ilmiah. Yaitu sebagai berikut :

A. BAGIAN PEMBUKA
1. Halaman Sampul
2. Halaman Judul
3. Halaman Pengesahan
4. Abstraksi
5. Kata Pengantar
6. Daftar Isi
7. Daftar Tabel, Gambar, Grafik, dll.

B. BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakangg Masalah
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Batasan masalah
1.6 Definisi Istilah (Boleh ada, boleh tidak)
1.7 Hipotesis

BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.5 Teknik Analisis Data
3.6 Desain Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan

BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

C. BAGIAN AKHIR
Daftar Pustaka
Lampiran
Biodata Peneliti




sumber:


Senin, 04 November 2013

Mall atau Taman Kota?

Kota Tangerang merupakan salah satu kota industri terbesar di Banten. Hal ini mengakibatkan lingkungan menjadi tercemar, khususnya polusi udara. Biasanya polusi ini dihasilkan oleh asap-asap pabrik yang berada di daerah Tangerang. Oleh sebab itu dibutuhkan penanggulangan dari polusi udara tersebut, salah satunya dengan membuat taman kota. Memang di kota Tangerang sudah memiliki beberapa taman kota, misalnya saja yang berada di daerah Cipondoh dan Daan Mogot. Akan tetapi taman kota yang sudah tersedia tidak dipelihara dan dirawat dengan baik, sehingga tidak bisa dimanfaatkan dan digunakan secara maksimal. Padahal, ditinjau dari fungsinya, pohon dan tanaman berguna untuk mengikat karbondioksida yang tercemar diudara dan mengeluarkan oksigen baru sehingga menghasilkan udara yang bersih.

Di samping itu, taman kota juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata untuk para wisatawan baik dari dalam kota ataupun luar kota sebagai taman bermain dan tempat berolahraga santai seperti jogging. Selain yang telah disebutkan, taman kota juga memiliki peran kecil sebagai penambah devisa kota. Biasanya, untuk masuk ke dalam taman kota diberlakukan harga tiket masuk. Meskipun tak seberapa, tapi itu juga mempengaruhi sedikit penambahan untuk devisa kota. Memang jika dibandingkan dengan mall, taman kota hanya memiliki peranan kecil dalam penambahan devisa kota. Mall-lah yang memiliki peranan sangat besar untuk penambahan devisa kota. Dengan adanya pembangunan mall di kota Tangerang, pendapatan Kota Tangerang akan semakin bertambah, karena lahan-lahan yang di pakai untuk membuka usaha di mall tersebut akan dikenakan pajak yang akan masuk ke dalam kantung Devisa Kota Tangerang.

Belakangan ini, mall juga merupakan salah satu tempat yang lebih banyak dipilih oleh masyarakat sekitar sebagai tempat hiburan. Mall juga bisa menjadi magnet untuk menarik para pendatang dari luar kota. Namun dalam pembangunan mall lebih banyak menggunakan lahan yang luas yang sebenarnya lahan luas tersebut bisa dijadikan sebagai tempat penghijauan di kota tangerang yang lebih bisa bermanfaat untuk menanggulangi polusi udara.

“Saya pikir Tangerang lebih membutuhkan taman kota dibanding Mall, karena tidak semua orang suka berpergian ke Mall. Sebagian orang berpikir kalau pergi ke Mall itu harus membawa uang yang lebih. Sedangkan semua orang bisa pergi ke taman kota. Selain biaya masuknya yang murah, taman kota juga bisa untuk bersantai dengan keluarga.” Menurut Imam, salah satu pengunjung mall. Berbeda dengan pendapat Jodi, pengunjung lainnya di Mall yang sama, “Sepertinya mall lebih dibutuhkan di Tangerang. Dilihat dari penduduk yang semakin bertambah, maka keberadaan mall sangat dibutuhkan, karena mall memudahkan mereka untuk membeli kebutuhan hidup.”

Sebenarnya keberadan mall dan taman kota sama-sama sangat dibutuhkan oleh kota Tangerang. Di satu sisi taman kota dibutuhkan untuk menanggulangi polusi udara, sedangkan di sisi lain mall dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat. Jadi, harus adanya keseimbangan pembagian lahan anatara pembangunan mall dan taman kota.

Senin, 27 Mei 2013

Uang, Bank dan Penciptaan Uang

Untuk bertahan hidup manusia juga membutuhkan uang dalam kehidupan sehari-hari untuk membeli kebutuhan primer,sekunder,tersier. Dalam kegiatan ekonomi uang sangatlah berperan penting. Adapun pengertian uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang di definisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.
sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote itu adalah pengertian dari Bank. Jadi, selain untuk membeli barang kebutuhan uang juga dapat disimpan atau meminjam uang melalui bank.
Uang tidaklah lahir dengan begitu saja, tetapi ada penciptaan uang yang berarti proses memproduksi atau menghasilkan uang baru. Terdapat tiga cara untuk menciptakan uang pertama dengan cara mencetak mata uang kertas atau uang logam, kedua melalui pengadaan utang dan pinjaman, serta ketiga melalui beragam kebijakan pemerintah, misalnya seperti pelonggaran kuantitatif.
Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.

Teori uang statis
Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Yang termasuk teori uang statis adalah:

teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP

Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu. Contoh: uang emas dan uang perak.

Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari

Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.

Teori Nominalisme

Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.

Teori Negara

Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.

Teori uang dinamis

Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:

Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.


Teori Kuantitas dari Irving Fisher


Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.

Teori Persediaan Kas

Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.

Teori Ongkos Produksi

Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.

Selain teori uang , motif memegang uang juga sangatlah penting. Adapun menurut keynes dalam teori Preferensi Likuidasi menjelaskan bahwa motif masyarakat dalam memegang uang ada 3 macam . Formulasi dari ketiga motif tersebut adalah motif transaksi , motif berjaga-jaga , dan motif spekulasi .


Motif Transaksi


Pada pendekatan klasik , diasumsikan bahwa tujuan setiap orang memegang uang adalah sebagai alat tukar . Keynes menekankan komponen prmintaan uang ditentukan oleh tingkat transaksi setiap orang . Oleh karena itu , semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka permintaan orang tersebut terhadap barang atau jasa semakin tinggi pula . Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.

Motif Berjaga-jaga

Uang digunakan sebagai alat untuk menghadapi ketidakpastian akan kebutuhan di masa mendatang . Keynes percaya bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi yang diekspektasikan di masa mendatang . Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Secara aggregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi.

Motif Spekulatif

Keynes juga sependapat bahwa uang merupakan alat ukur kekayaan . Sehingga salah satu alasan seseorang memegang uang adalah untuk alasan spekulatif .

Untuk Mendapatkan Keuntungan / Berinvestasi

Arti spekulasi pada motif ini adalah spekulasi dalam pembelian dan penjualan surat-surat berharga. Motif ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun. Jadi naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan sebaliknya.
sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut disebut bank sentral. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

Fungsi dan Peran Bank Sentral
- Memperlancar lalu lintas pembayaran

- menciptakan uang kartal

- menyelenggarakan kliring antar bank umum.

- Sebagai bankir, agen dan penasehat pemerintah.

- memelihara cadangan/cash reserve bank umum

- Memelihara cadangan devisa negara :

a. internal reserve, untuk keperluan jumlah uang beredar

b. eksternal reserve, untuk alat pernbayaran internasional

Sebagai bankers bank dan lender of last resort,

- Mengawasi kredit

- Mengawasi bank (bank supervision)

Selain Bank sentral ada juga Bank Umum. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Kegiatan Bank UmumPerkreditan (credit)

Pemasaran (Marketing

Operasi (operations)

Sumber daya manusia (Human Resources)

Pengawasan (Audit)

Produk Bank Umum dari bank umum adalah

Produk disisi kewajiban neraca bank

Berupa dana masyarakat yang dihimpun oleh bank (funding) dalam

bentuk :

Giro ( Demand Deposit)

Tabungan ( Saving)

Deposito ( Deposit )

Produk disisi aktiva neraca bank :


Kredit yang diberikan (lending)

Fungsi dari Bank umum adalah
-penciptaan uang

mendukung kelancaran mekanisme pembayaran

penghimpunan dana simpanan

mendukung kelancaran transaksi internasional

penyimpanan barang-barang dan surat-surat berharga

pemberian jasa-jasa lainnya.

untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang dibutuhkan suatu kebijakan yaitu kebijakan moneter.

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.


Jenis-jenis Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

-Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar

- Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.


Tujuan Kebijakan Moneter


Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.


Sumber:


http://sugiartha26.wordpress.com/2012/07/05/uang-bank-dan-penciptaan-uang/
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penciptaan_uang
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Uang
http://ennouchuul.blogspot.com/2011/02/motif-memegang-uang.html
http://pebyword.wordpress.com/2011/03/23/1-2-fungsi-dan-peranan-bank-sentral/

















Analisis Pendapatan Nasional untuk Perekonomian tertutup Sederhana dan pertumbuhan Ekonomi


Analisis pendapatan nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sektor

Dalam kehidupan ekonomi , manusia membutuhkan uang untuk bertahan hidup terutama untuk membeli atau menghasilkan barang dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap golongan masyarakat dalam suatu negara yang dijual kepada orang lain disebut produk nasional.Apabila produk nasional dinilai dengan uang disebut pendapatan nasional. Didalam perekonomian tertutup sederhana yang melakukan kegiatan ekonomi ada 2 sektor yaitu rumah tangga/keluarga, pengeluaran dari sektor ini disebut pengeluaran konsumsi atau consumption expenditure. Perusahaan/produsen/bussines sector, pengeluaran dari sektor ini disebut pengeluaran investasi atau invesment expenditure.

Pendapatan nasional dapat didefinisikan tiga cara, yaitu

- Nilai seluruh produk ( barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
- Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
- Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu

Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi . Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara . Dalam pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu:

- Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan

- Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)

- Keuntungan perusahaan

- Pendapatan bunga selisih dari perusahaan

- Pendapatan sewa


Model analisis dengan investasi dan tabungan.

Sebelum menjelaskan apa itu model analisis dengan investasi dan tabungan, alangkah baiknya mengetahui pengertian dari investasi dan tabungan. Investasi adalah pembelian alat-alat modal, persediaan dagang / inventori, dan struktur usaha, termasuk pembelian rumah baru untuk rumah tangga. Investasi dihubungkan dengan sektor bisnis yang ditambahkan kepada persediaan modal fisik. Tabungan nasional (national saving) dapat didefinisikan sebagai pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai untuk pengeluaran pemerintah dan konsumsi. Dalam suatu negara, investasi domestik dapat dibiayai oleh tabungan nasional dan pinjaman dari luar negeri.

pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal itulah yang disebut dengan Model Analisis dengan variabel investasi tabungan. Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik .

Dalam menganalisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :

Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya

Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah

Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar

Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.

Dalam menganalisis pertumbuhan Produk Domestik Bruto terlihat adanya kecenderungan untuk lebih menggunakan data Produk Domestik Bruto menurut penggunaan. Kalau kita menganggap bahwa perkiraan Investasi dan Tabungan Nasional Bruto yang dihasilkan oleh Tim Gabungan B.P.S., Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan lebih mendekati kebenaran, maka seyogyanya data statistik Produk Domestik Bruto menurut penggunaan yang dipublikasikan oleh B.P.S. perlu diperbaiki.


Angka pengganda

Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan/pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional. Apabila angka pengganda tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa perusahaan yang terjadi pada variable tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.

Dalam perkonomian tertutup dengan adanya tindakan fiscal, ada 5 macam angka pengganda plus 1 angka pengganda konsumsi, apabila menginginkannya. Ke-6 angkapengganda tersebut adalah:

- Angka Pengganda Investasi 

- Angka Pengganda Konsumsi 

- Angka Pengganda Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

- Angka Pengganda Pajak 

- Angka Pengganda Anggaran Belanja yang Seimbang

Dalam D berikut menunjukkan perubahan; C = konsumsi; MPC = kecenderungan mengkonsumsi marjinal; I = investasi; Y = pendapatan; k = investasi penggali). DC = MPC (DY), perubahan dalam konsumsi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali erubahan pendapatan) DY = kDI, perubahan pendapatan sama dengan pengganda investasi kali perubahan investasi DY = DC + DI, perubahan pendapatan juga sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan investasi. Oleh Karena itu, pengganda investasi kali perubahan investasi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali pengganda investasi kali perubahan investasi, lebih jelasnya:

kDI = MPC (kDI) + DI kDI – MPC


(kDI) = DI kDI (1 – MPC) = DI


1 – MPC = 1 / k


MPC = 1 -1 / k


Fungsi investasi otonomus berubah menjadi I1 = 250, Konsumsi = 100 dan MPC = 100 + 0,8, sehingga pengeluaran agregat juga berubah menjadi: AE1 = C + I1 = 100 + 0,8Y + 250 = 350 + 0,8Y Output keseimbangan yang baru (Y1) adalah : Y = AE = 350 + 0,8Y1 0,2Y1 = 350 Y1 = 1750 DY = Y1 – Y = 1750 – 1500 = 250

Konsep ini menunjukan bahwa perubahan pengeluaran otonomus sebesar satu unit akan mengubah output keseimbangan beberapa kali lipat besarnya perubahan pengeluaran otonomus (A). Dalam kasus diatas, penambahan A (I0 atau C0) sebesar 50 unit, telah menambah Y, sebesar 250 unit. DY = DY / DA = 5. Angka 5 disebut sebagai angka pengganda. Sehingga dapat diasumsikan bahwa angka pengganda ditentukan oleh besarnya angka MPC.


Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
Hubungan dari ketiganya yaitu Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut. Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar. Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah berniat untuk menurunkan menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional. Kesimpulan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah berniat untuk menurunkan menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional. 



Soal:


Angka pengganda

Diketahui perekonomian negara OC memiliki kecenderungan berkonsumsi 0,8 dan konsumsi minimum sebesar 400, investasi swasta sebesar 600, pengeluaran pemerintah 1000, pajak sebesar 25% dari Pendapatan Nasional dan pembayaran transfer sebesar 300. hitunglah :


a. Besarnya Pendapatan Nasional keseimbangan ?


b. Besarnya Konsumsi keseimbangan ?


c. Besarnya tabungan ?


d. Jika pajak diturunkan 50% berapakah Pendapatan Nasional yang baru (ceteris paribus /yg berubah hanya pajak) ?


Jawaban


Diketahui :

a=400
b=0,8
I=600
G=1000
Tx=25%Y=0,25Y jadi t=0,25
Tr=300

a. Y=....?


Y=C+I+G , C=a+bYd , Yd=Y-Tx+Tr


Y=a+b(Y-Tx+Tr)+I+G


Y=400+0,8(Y-0,25Y+300)+600+1000


Y=2000+0,8(0,75Y+300)


Y=2000+0,6Y+240


Y=0,6Y+2240


Y-0,6Y=2240


0,4Y=2240


Y=5600

b. C=......?

C=a+bYd=a+b(Y-Tx+Tr)

C=400+0,8(5600-0,25(5600)+300)

C=400+0,8(5600-1400+300)

C=400+0,8(4500)=400+3600

C=4000

c. S=......?

S=Yd-C

S=4500-4000

S=500

Sumber:
























Pendapatan Nasional

Dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia memerlukan uang untuk membeli segala kebutuhannya. Uang yang didapat pun berasal dari pendapatan masing-masing orang yang bekerja. Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode yang biasanya selama satu tahun disebut pendapatan nasional. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. 
Konsep-konsep pendapatan nasional adalah

Produk Domestik Bruto (GDP) 

Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. 

Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi

Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. 

Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti pendapatan masyarakat juga akan mengalami pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan tersebut. Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu sektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan dikali 100 % kemudian dikurangi 100. 


Metode penghitungan pendapatan nasional

Mengitung pendapatan nasional juga mempunyai tujuan dan manfaat yaitu:
Tujuan:

- Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara

- Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun

- Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.

Manfaat :

- Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara

- Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi

- Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara

- Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.


Ada tiga cara penghitungan pendapatan nasional, yaitu:


1) Metode Output (Output Approach) atau Metode Produksi

Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing-masing sektor.

2) Metode Pendapatan (Income Approach)

Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

3) Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian:


1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)


2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)


3) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)


4) Ekspor Neto (Net Export)


Masalah dan keterbatasan perhitungan PDB


a. Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran

Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan.
Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.

b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial

Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.

c. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas

Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

Jumlah dan komposisi penduduk : 

Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.

Jumlah dan struktur kesempatan kerja :

Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.

Faktor-faktor nonekonomi :

Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.

Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)

Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.

Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.





sumber:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional

http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/02/konsep-pendapatan-nasional.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/perhitungan-pendapatan-nasional-3/

http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2012/06/konsep-dan-metode-perhitungan.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/masalah-dan-keterbatasan-perhitungan-pdb/













struktur pasar

Pasar ? apasih yang dimaksud pasar ? pasti hampir semua orang mengetahui apa itu pasar terutama para ibu rumah tangga. Pasar memang tempat berbelanja para ibu rumah tangga, tetapi pasar juga mempunyai sempit dan arti luas. Dalam arti sempit pasar adalah tempat dimana pada umumnya braang dan jasa diperjualbelikan dan dalam arti luas pasar adalah proses dimana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan atau menetapkan harga keseimbangan/harga pasar. Pasar juga mempunyai syarat yaitu terdapat penjual dan pembeli,Tersedia barang dan jasa yang akan diperjualbelikan, Terjadinya transaksi antara pembeli dan penjual melalui proses tawar menawar, Tersedianya media untuk interaksi antara penjual dan pembeli. pasar juga mempunyai fungsi yaitu Fungsi distribusi, Fungsi pembentukan harga, Fungsi promosi. Tidak hanya syarat dan fungsi , tetapi pasar juga mempunyai bentuk-bentuk pasar atau yang biasa disebut struktur pasar. Struktur pasar merupakan penggolongan pasar berdasarkan strukturnya dan dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:

Pasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran yang ditandai oleh jumlah produsen dan konsumen sangat banyak. Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena struktur pasar ini akan dapat menjamin berlangsungnya aktivitas produksi dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Oleh karena itu dalam analisis ekonomi sering digunakan asumsi bahwa perekonomian merupakan pasar persaingan sempurna. 

Adapun ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna adalah:

- Terdapat banyak penjual dan pembeli

- Barang yang diperjualbelikan homogeny

- Setiap perusahaan bebas keluar masuk

- Pembeli mengethui kondisi pasar

- Factor produksi bebas keluar masuk pasar

- Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar

- Tidak ada campur tangan pemerintah

Kebaikan dari pasar persaingan sempurna ini adalah Tidak tampak kegiatan saling menyaingi antarpenjual , Adanya satu harga, Kepuasan konsumen maksimal karena bebas menentukan pilihan, Keuntungna produsen maksimal.

kelemahan dari pasar persaingan sempurna ini adalah Tidak ada pilihan bagi konsumen untuk memilih karena semua brang sama dan sejenis, Harga tidak bisa ditawar lagi, Perusahaan tidak punya anggran untuk mengadakan penelitian.

Pasar monopoli

Pasar monopoli adalah pasar yang hanya ada satu penjual yang menguasai perdagangan sehingga penjual dapat menentukan harga dan mencari keuntungan sebanyak mungkin. Pasar monopoli jelas berbeda dengan pasar persaingan sempurna, ciri-ciri pasar monopoli adalah:

- tertutupnya pintu masuk ke pasar

- Hanya ada satu penjual dan banyak pembeli

- Tidak ada perusahaan lain yang bisa membuat barang substitusi yang sempurna 

- Rintangan cukup kuat untuk masuk ke pasar

- Pembeli tidak punya barang untuk memilih barang

- Keuntungan hanya untuk satu penjual

- Harga ditentukan oleh perusahaan

Kelebihan dari pasar monopoli adalah Menghindari produk tiruan dan persaingan yang tidak sehat, Terjaganya kesinambungan stabilitas perusahaan,mendorong penggunaan mesin dengan tingkat teknologi tinggi.

Kelemahan dari struktur pasar ini adalah Adanya kesenjangan dalam pembagian pendapatan, perusahaan lain sulit memasuki pasar, jumlah produk tergantung monopolis.

Pasar monopolistis

Pasar monoplistis adalah bentuk pasar yang terdapat banyak perusahaan yang menjual hampir serupa tetapi tidak sama. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan eceran.

Ciri-ciri pasar monopolistis yaitu:

- Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.

- Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.

- Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar.

- Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.

- Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.

- Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual. 

Kebaikan dari pasar ini yaitu memberi kebebasan memilih bagi pembeli, memberi kepuasan lebh pada pembeli karena ada persaingan penjual, Perusahaan baru lebih mudah masuk pasar.

Kekurangan dari pasar monopolistis ini adalah masih terdapat kemungkinan terjadi pemborosan biaya produksi bila dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna, bagi perusahaan yang kecil , tingkat efisiensinya relatif rendah,kurang efisiennya perusahaan kecil menyebabkan harga barang yang dibayar konsumen masih kecil

Pasar oligopoli

Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.

Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah

- Hanya terdapat sedikit penjual di pasar

- Produk-produk dari perusahaan di pasar Oligopoli ini dapat distandarisasikan

- Terdapat pembedaan produk/corak

- Promosi iklan sangat diperlukan untuk persaingan

Kebaikan dari pasar oligopoli adalah memberi kebebasan memilih bagi pembeli, mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk,lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual,adanya penerapan teknologi baru.

Kekurangan dari pasar oligopoli adalah Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan, harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi, bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing kurang, bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi,sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru.


Sumber:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Struktur_pasar
http://kerozzi.blogspot.com/2013/02/perbedaan-pasar-monopoli-monopolistik-persaingan-sempurna.html
http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_302/materi1.html
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Oligopoli