PERJUANGAN TUGAS AKHIR
“Kuliah itu susah, tapi masih susah perjuangan orangtua nguliahin anak-anaknya”, Kalimat itu lagi popular di salah satu social media yaitu path. Sudah beberapa kali aku melihat posting teman-temanku di path seperti itu, hmmm memang benar sih, aku yang merasakannya sendiri karena aku adalah salah satu mahasiswi semester tua universitas negeri di Bandung . Kalau ngomongin soal semester tua pasti yang ada dipikiran ya skripsi, skripsi dan skripsi. Banyak mahasiswa-mahasiswa yang terlambat lulus karena mentok di skripsi, lebih seringnya sih karena kebanyakan revisi. Aku saja masih berkutat dengan judul yang mau aku ambil untuk dijadikan bahan skripsi. Lagi dan lagi aku ngedumel sebelum tidur “kenapa sih mau nambahin gelar sarjana saja susahnya minta ampun? Kenapa nggak kaya SMA saja yang hanya menyelesaikan ujian lalu bisa lulus?” tapi seketika aku inget lagi kalimat yang sering muncul di path itu, teringat orangtua yang sudah mengeluarkan biaya yang nggak sedikit untuk anaknya supaya terus menuntut ilmu, mendapatkan gelar hingga bisa sukses nantinya.
Bulan sudah berganti menjadi matahari, itu pertanda aku harus bergegas kekampus karena ada bimbingan skripsi untuk pertama kalinya di pagi hari. Sesampainya di taman kampus aku melihat beberapa temanku yang sedang asik dengan laptopnya, kupikir mereka sedang asik kepoin mantan, tapi ternyata mereka sedang serius menyusun bab 1 untuk skripsi mereka. “hai ta, bimbingan yaa?” sapa stella si cewek paling pintar di kelas, “iya nih la, lo udah bimbingan la? Gimana? Judul lo diterima?” aku bertanya dengan penuh penasaran. “udah ta baru aja tadi ketemu dosen pembimbing, Alhamdulillah keterima ta bahkan gue udah ngajuin bab 1 dan nggak ada revisi hehe” waaaaaahhhh gue iri banget! Cewek sepinter dia ya pastilah lancar ngerjainnya, “Alhamdulillah lancar ya la! Okedeh gue ketemu dosen pembibing dulu ya la, bye” “amin ta, goodluck ya!”, andai saja kalau Stella menyemangati langsung nular kepintaran dia, tapi sayang itu cuma khayalan saja.
“Assalamualaikum bu , saya Kalista dari semester 8 jurusan sistem informasi yang menjadi anak didik ibu untuk skripsi” “oke silahkan duduk” , aku janjian sama dosen pembimbing untuk bertemu diruangannya, baru duduk saja aku sudah deg-degan. “Jadi kamu mau ngajuin judul apa untuk skripsi kamu kalista?” “ini bu”, aku menyodorkan selembar kertas A4 dengan goresan beberapa judul yang aku ajukan. “oke judul kamu cukup menarik, apa kamu mampu menyelesaikannya?” “Insya Allah bu, jadi judul saya diterima?” “iya kalista, saya tunggu bab 1 kamu minggu depan ya”. Alhamdulillah… sungguh ini rasanya seperti habis menang undian sepuluh juta, senang banget. Oke aku harus semangat ngerjain bab 1 supaya lulus tepat waktu, “kalista!!!” suara teriakkan itu berasal dari kantin yang tidak jauh dari pintu masuk ruangan dosen, dan ternyata itu Gita teman dekatku dikelas, aku bergegas menghampirinya “hai git ! Gue baru aja ketemu dosen pembimbing dan judul gue diterima, sumpah lagi on fire nih gue jadinya, gimana judul skripsi lo ? diterima?” tanpa basa-basi aku langsung cerita sama gita dan bertanya, “ta….” Gita Cuma balas dengan menyebut 2 huruf belakang nama aku dan dia langsung meluk aku sambil terisak-isak dan ternyata Gita nangis, “lo kenapa git? Sini cerita sama gue” aku langsung ngajak Gita duduk di kursi kantin dekat tukang baso, “ta, gue iri sama lo” ”loh kenapa iri? Iri gue pacaran sama lee min ho si aktor korea yang super ganteng itu?” aku mengajak gita bercanda supaya tidak sedih lagi, “kalistaaaaa gue serius” “hehe iya iya kenapa gita? Coba ceritain pelan-pelan” aku mengusap pundak Gita untuk menenangkan, “gue iri judul lo diterima dosen pembimbing, lah gue? Ketemu juga belum ta” “ya ketemu lah git sama dosen lo” “itu dia masalahnya ta, dosen pembimbing gue ternyata lagi ke Eropa sebulan, gimana nasib gue ta? Apa gue bakal lulus bareng junior?” “serius git? Ini kan masih pertemuan pertama dan lo harus nunggu bulan depan baru bisa ketemu dosen dan ngajuin judul?” “iya ta, makanya gue sedih nih campur kesel juga” “aaah gita sabar yaaa” akupun memeluk gita dan langsung bersyukur dosen aku bisa ditemuin disaat pertemuan pertama ngajuin judul dan judulku juga di terima.
Satu minggu sudah berlalu, akupun sudah meyiapkan beberapa lembar A4 yang penuh ketikkan isi bab 1 untuk aku kasih ke dosen pembimbing. Tapi sesampainya dikampus aku mendapatkan pesan dari dosen pembimbingku bahwa dia ada acara jadi tidak bisa ketemu. Aku yang berangkat dari rumah dengan penuh semangat seketika luntur begitu saja ketika tahu dosen pembimbing aku tidak bisa ditemui. Bulan pertama pun sudah berlalu, lagi dan lagi dosenku tidak ada kabar, aku sms tidak dibalas, aku telfon pun dimatikan olehnya. “Apa ini yang dimaksud masa-masa sulit mahasiswi semester akhir?”, tanyaku dalam hati. Aku duduk termenung di taman kampus, “woy bengong aja” “eh lo git ngangetin aja” ternyata yang menepuk punggungku dari belakang itu Gita, “kenapa lo ta? Duduk sendirian bengong ditaman?” “dosen pembimbing gue gabisa ditemuin terus git, pusing gue” “kejar ta!” “hah? Kejar? Maksud lo git?” “iya ta,lo inget kan bulan lalu yang gue nangis gara-gara dosen gue itu?, jadi setelah kejadian itu gue usaha gimana pun caranya judul gue di terima sama dosen dan gue mulai bab 1, ya akhirnya gue cari email dia dan gue email ngajuin judul, ya walaupun sempat dua kali revisi judul akhirnya di terima juga judul gue,via email” “wah serius git?” “iya ta, bahkan barusan gue ketemu dosen pembimbing gue dan ngajuin bab 1, ya walaupun ada revisi sedikit tapi bolehlah lanjut bab 2” oke memang seharusnya aku nggak patah semangat gini, seharusnya aku terus usaha bagaimanapun caranya agar skripsiku ini tepat waktu.
Keesokan harinya smsku dibalas oleh dosen pembimbing “kalista temui saya di ruangan saya pukul 14.00, bawa bab 1 kamu”, dapat sms itu aku langsung bergegas kekampus padahal waktu masih menunjukan pukul 12.00 siang. Sesampainya dikampus aku langsung pergi ke masjid dan solat zuhur sebelum menemui dosen pembimbing, dan berdoa semoga dilancarkan dalam mengerjakan skripsi ini. Jam ditanganku sudah menunjukan pukul 14.00, aku langsung bergegas ke ruangan dosen. “ini bu bab 1 saya” aku mengajukan bab 1 diatas meja dosen pembimbingku, tanpa banyak bicara dosenku langsung memeriksa bab 1 yang telah aku buat dan goresan-goresan tinta hitampun mulai terlihat, “kalista bab 1 kamu harus di revisi, ini yang sudah saya tandai ada beberpa kalimat yang salah dan kurang tepat” ketika aku melihat, bab 1 sudah penuh coretan hitam dimana-mana, itu adalah pertanda revisi dimulai. “Sebulan gue nungguin tuh dosen, pas ketemu gue masih harus revisi dan hampir 60% semuanya diubah?” lagi dan lagi aku ngedumel sebelum tidur. Sebenarnya ngedumel itu nggak ada untungnya, lebih baik ngerjain revisi bab 1, segera ketemu dosen semoga bisa lanjut bab selanjutnya.
Nama-nama bulan pun telah berganti seiring jalannya waktu, tidak terasa lima bulan sudah berlalu, dan hari ini aku wisuda. Ya, sebentar lagi namaku akan bertambah gelar menjadi Kalista,Skom.. Lima bulan yang penuh perjuangan, Alhamdulillah aku lulus tepat waktu. Aku mendapatkan giliran wisuda kloter pertama. Dari lima bulan ini aku belajar, bahwa sesuatu yang ingin dicapai itu tidak akan tercapai kalau tidak ada usaha, kesuksesan tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan kita harus mengejar kesuksesan itu dan disertai pula dengan doa.
-THE END-